Rabu, Mei 18, 2011

TEORI KEPEMIMPINAN



Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
1.Teori Great Man dan Teori Big Bang
2.Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
3.Teori Perilaku (Behavior Theories)
4.Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Teori Great Man dan Teori Big Bang
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir
Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin
“Asal Raja Menjadi Raja”

Teori Big Bang

Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin
Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll
Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat

Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian Trait Theories

Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar

Karakteristik kepribadian, Cheser
Sifat-sifat Pribadi : Fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perpection), pengetahuan (knowledge), daya ingat (memory), imajinasi (imagination)
Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya tahan, keberanian dll

Karakteristik kepribadian, Davis
Ada 4 sifat umum yang efektif
Kecerdasan
Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
Motivasi diri dan dorongan
Sikap-sikap hubungan sosial

Karakteristik kepribadian, Collons dalam A Dale Tempe (1993)

Sifat yg harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan organisasi adalah
Kelancaran berbicara
Kemampuan memecahkan masalah
Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi)
Keluwesan
Kecerdasan
Kesediaan menerima tanggung jawab
Keterampilan sosial
Kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya

Karakteristik kepribadian, Yulk dalam Hersey dan Blanchard (1998)

Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
Cerdas
Terampil secara konseptual
Kreatif
Diplomatis dan taktis
Lancar berbicara
Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
Persuasive
Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin

Karakteristik kepribadian, Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998)

Management of Attention
(kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yg dpt menarik perhatian anggota)
Management of Meaning
(kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas)
Management of Trust
(kemampuan untuk dipercaya dan konsisten)
Management of Self
(kemampuan mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan kelemahan)

Ringkasan dari Sifat

Intelegensi (kecerdasan)
Kematangan dan keluasan pandangan sosial
Memiliki motivasi dan keinginan berprestasi
Memiliki hubungan manusiawi

Kelemahan Teori Sifat

Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan
Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain

Teori Perilaku (Behavior Theories)

Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi

Beberapa Teori Perilaku

Teori X dan Y
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
Managerial Grid
Empat Sistem Manajemen Likert

Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi
Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi

Filosofi Teori

Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda
Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin

Model Kepemimpinan Kontingensi atau Situasional

Model Kepemimpinan Situasional dari Fiedler
Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi dari Reddin
Model Kepemimpinan Situasional dari Tannenbaum dan Schmidt
Model Kepemimpinan Situasional dari Hersey dan Blanchard

5 Why: Tanyakan Lima kali Kenapa



5 Why, suatu metode sederhana (simple) namun cukup efektif dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan. Menanyakan 5 (lima) kali Why memungkinkan kita dapat melihat persoalan tidak hanya sebatas gejala (sympthon) yang muncul ke permukaan, namun sampai ke akar permasalahan sesungguhnya.
Solusi yang hanya melihat akibat tanpa menggali lebih dalam sampai pada Why terakhir, dapat berakibat solusi perbaikan yang dilakukan terlampau dangkal dan dapat dipastikan sesungguhnaya masalah tersebut belumlah tuntas. Ini yang perlu dihindari.
Penyelesaian masalah yang hanya seolah-olah kelihatan tuntas, dapat berakibat fatal dengan munculnya masalah yang lebih rumit dan kompleks. Terkadang kita perlu mengeluarkan biaya besar hanya karena kita lalai dan mengabaikan hal kecil. Standar pengisian air radiator, jadwal mengganti oli mesin pada kendaraan atau waktu penggantian tali kipas (van belt) yang umumnya mudah dilakukan dan biayanya relatif murah.
Namun jangan salah, kelalaian pada kasus seperti disebutkan di atas bisa berakibat fatal dan merusak komponen lain dalam suatu peralatan. Biaya nya juga umumnya akan mahal. Pada industri manufaktur misalnya, perlakuan (treatment) yang kurang tuntas dalam penangangan suatu masalah, umumnya membutuhkan upaya yang lebih rumit di masa yang akan datang, cepat atau lambat. Oleh karena ini perlu selalu diupayakan penyelesaian masalah sampai tuntas ke akarnya.
Metode 5 Why sering dipergunakan. Konkritnya, tanyakanlah 5 (lima) kali Kenapa? pada suatu masalah yang membutuhkan penanggulangan. Baik permasalahan besar yang rumit maupun persoalan kecil yang sederhana
Apakah menayakan Kenapa? harus lima kali?. Mengapa bukan enam kali saja atau bahkan sepuluh kali?. Ya, sesungguhnya tidaklah harus lima kali kita menanyakan Kenapa?. Lima kali di sini hanyalah mau menekankan agar jangan cepat puas atas solusi yang semu. Melupakannya dan menganggapnya sudah selesai. Ini bisa berbahaya karena akan sangat mungkin masalah ini akan muncul kembali bahkan dengan intensitas yang lebih besar.
Menayakan Kenapa harus kita lakukan sebanyak-banyaknya terhadap suatu masalah sampai berhenti dan menemukan penyebab sesungguhnya dari permasalahan tersebut. Ketika penyebab utama sudah ditemukan maka fokus berikutnya adalah mengatasi persoalan berdasarkan pada penyebab utamanya. Berikut contoh penerapannya:
Masalahnya, kendaraan mati dan tidak bisa di-start.
5 Why dapat diterapkan dalam kasus ini.
1. Kenapa kendaraan mati? (Batere mati sehingga tidak bisa ngisi)
2. Kenapa batere mati dan tidak bisa ngisi? (Alternator tidak berfungsi)
3. Kenapa tali kipas (belt) alternator tidak berfungsi?. (tali kipas rusak)
4. Kenapa tali kipas (belt) alternator rusak? (Sudah lama tidak pernah diganti
dan jadwal seharusnya penggantian tali kipas sudah lewat).
5. Kenapa tidak diganti sesuai waktu penggantian?. (lalai)
Dalam kasus ini, sepertinya dengan hanya lima kali Kenapa (tidak perlu delapan atau duabelas kali), penyebab utamanya sudah bisa ditemukan. Dan ternyata main faktor nya sederhana saja. Lalai. Solusi permanent nya?,..ya jangan lalai memeriksa waktu penggantian belt alternator dan komponen lainnya sesuai schedule yang ditetapkan.
Seandainya kita berhenti pada Why-kedua, maka kita akan mengisi atau mengganti batere sebagai solusinya. Untuk sementara waktu mungkin kendaraan bisa digunakan. Setelah itu masalah yang sama akan muncul. Kendaraan akan mati dan tidak bisa hidup. Begitu seterusnya. Masalah yang sama akan terus berulang dan bahkan bisa lebih rumit kalau kita tidak mampu menemukan penyebab utama suatu masalah.
Jangan tertipu oleh gejala, pahamilah penyebabnya. Tanyakan 5 (lima) kali Kenapa?.

7 QC Tools dan 7 Management Tools (New 7 Tools)



The 7 QC Tools
The 7 QC tools banyak dikenal luas dalam lingkup masyarakat mutu, hal ini tidak
dapat dipungkiri karena memang alat-alat bantu ini berkembang penggunaannya di
dalam proses kegiatan peningkatan mutu atau pemecahan masalah yang biasa
dilakukan dalam konteks QC Circle atau Quality Improvement Team, dan lain
sebagainya.

Apakah The 7 QC Tools bisa bermanfaat pada disiplin ilmu lain ?
Sesungguhnya keampuhan alat-alat bantu ini, tidak hanya terbatas dalam lingkup
QMS (Quality Management System) saja. Karena, kalau saja para pakar yang
menekuni disiplin ilmu lainnya, seperti misalnya : ahli politik, ahli ekonomi, ahli
pemasaran dan lain sebagainya, berkenan untuk mempelajari secara massif
penggunaan alat-alat bantu ini dan memahaminya secara baik, mereka dapat
memanfaatkannya untuk melengkapi keilmuan dan kemampuan analisisnya. Sebagai
contoh, bila Anda adalah seorang politikus yang sedang menghadapi perpecahan
anggota organisasinya, atau sedang menghadapi krisis kepercayaan dari para
konstituen, dan bila Anda menguasai dengan baik “ 7 QC Tools”, maka dalam
menghadapi persoalan ini, Anda akan berusaha mengumpulkan data dengan metode
survey dan menggunakan alat bantu Checksheet, kemudian “raw data” yang
diperoleh dianalisa kembali melalui alat bantu lainnya, misalnya dengan Pareto
diagram, untuk mengetahui prioritas persoalan, kemudian dengan Fishbone diagram
ditelusuri faktor-faktor penyebab yang berpeluang dominan sebagai akar persoalan,
untuk kemudian dibuatkan solusinya. Demikianlah sebuah persoalan politik sekalipun
dapat ditelusuri, dianalisa dan dibuat kesimpulan serta keputusannya melalui
penggunaan alat bantu kendali mutu (The 7 QC tools).

Apakah kegunaan QC Tools ?

The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup
persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk
dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas
kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.

Kemampuan 7 QC tools yang dahsyat dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah
yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung
pada alat-alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 QC
tools sangat dipengaruhi oleh seberapa massif pengetahuan si pengguna akan alat
bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat
dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok
yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu : EFISIEN
(tepat) dan EFEKTIF (benar).
EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan
karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan

alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas,
mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Kedua butir pokok
inilah yang akan dibahas dalam artikel ini.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya bila terlebih dulu melihat kembali,
jenis-jenis alat bantu yang tergabung dalam ”The 7 QC Tools” dan cara
penggunaannya, sebagai berikut :

1. Checksheet
Alat pengumpulan/ penyajian data sederhana
Proses penyusunan :
>Rancang pemilahan
>Catat data yang sesuai
>Tabulasikan

2. HISTOGRAM
Alat penyajian data secara visual
Proses penyusunan :
>Perhatikan check sheet
>Gambarkan tiap masalah
>Perhatikan modus

Histogram
Gambaran bentuk distribusi (cacah) karakteristik mutu yang dihasilkan oleh data yang dikumpulkan melalui check sheet



3. DIAGRAM PARETO
Perangkat penentu prioritas masalah
Proses penyusunan :
>Lihat histogram
>Cari masalah yang mempunyai frekuensi terbanyak
>Hubungkan kumulatifnya

Diagram Pareto Gambaran pemisahan unsur penyebab yang paling dominan dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah

4. DIAGRAM SEBAB AKIBAT
Alat analisis sebab sebab suatu masalah
Proses penyusunan :
Pilih masalah terpenting
Tetapkan sebab-sebab utama (orang, alat, metoda, bahan)
Jabarkan cabang dari setiap sebab serinci mungkin
Bila mungkin, juga untuk ranting sebab.

Diagram Sebab Akibat
Disebut juga fishbone diagram, karena menyerupai bentuk susunan tulang ikan. Digunakan untuk mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah tersebut

5.STRATIFIKASI
Perangkat untuk pemilahan masalah
Proses penyusunan :
>Menetapkan tujuan analisis
>Menetapkan jenis data yang dibutuhkan
>Tetapkan klasifikasi data
>Susun tabel rancangan pengumpulan data
>Isi hasil rancangan dengan check sheet

Stratifikasi
Gambaran pengelompokkan sekumpulan data atas dasar karakteristik yang sama

6.SCATTER DIAGRAM
Perangkat untuk pembuktian dugaan sebab akibat
Proses penyusunan :
>Gunakan diagram sebab akibat
>Pilih satu pasang sebab (Sb. X) dan akibat (Sb. Y).
>Plot data pada Sb. X dan Sb. Y
>Hitung jumlah data
>Buat sumbu mendatar baru yang membagi sama banyak data di atas dan di bawah
>Buat sumbu tegak baru yang membagi data sama banyak di kiri dan di kanan
>Hitung jumlah data di kuadran I (atas kanan), kuadran II, III, dan IV
>Hitung jumlah data di kuadran I dan III, kemudian di kuadran II dan IV.
>Pilih jumlah data terkecil
>Bandingkan dengan tabel.



7.PETA KENDALI
Peta kendali adalah peta yang menunjukkan batas-batas yang dihasilkan oleh suatu proses dengan tingkat kepercayaan tertentu.
CONTOH :

Proses pembuatan
>Tetapkan ukuran dari subgrup (kelompok data), n = 4 dan juga jumlah sub grup yang akan dianalisis : N = 25
>Kumpulkan data pengamatan, catat: lihat tabel contoh!
>Hitung harga rata-rata setiap subgrup, dan juga harga R:
.x = ij/n ; Ri = (harga maks – min) I
>Hitung grand average :
.x = xi /N
R = Ri/N
>Hitung nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dengan formula sebagai berikut :
BKA x = x + A2(R);
BKB x = x - A2(R);
BKA R = D4 R
BKB R = D3 R
>Petakan seluruh harga Xi dan Ri pada peta, dan periksa : bila semua titik berada dalam batas, berartiproses pembuatan peta sudah selesai
>Bila ada yang keluar dari batas kendali, hilangkan data ini dan lanjutkan dengan mengulangi 4, 5 dan seterusnya
>Hasil akhir dari perhitungn menunjukkan terkendalinya proses/ sistem yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Selasa, Mei 17, 2011

Online and Offline Quality Control



berikut akan dijelaskan mengenai on-line quality control dan off-line quality control serta beberapa metode yang dapat digunakan pada masing-masing jenis pengendalian kualitas. Rekayasa kualitas secara off-line dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

• Tahap I → Perancangan Konsep : Tahap ini berhubungan dengan pemunculan ide dalam kegiatan perancangan dan pengembangan produk, dimana ide tersebut muncul dari keinginan konsumen (voice of costumer). Beberapa metode yang digunakan pada tahap ini antara lain:

1. Quality Function Deployment (QFD) : pada tahap ini, proses yang terjadi adalah menerjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam respon teknis, sehingga keinginan konsumen tersebut dapat diintegrasikan dalam proses perancangan produk selanjutnya. Tujuan dari penggunan metode ini adalah dihasilkannya produk yang mengandung persyaratan teknis dan karakteristik kualitas sebagaimana diharapkan oleh konsumen.
2. Pugh concept selection process : merupakan suatu metode iteratif (berulang) yang menguji kelengkapan dan pemahaman akan kebutuhan-kebutuhan dalam perancangan produk — dengan informasi yang didapat dari suatu sistem pakar (expert system) — sehingga dapat dengan cepat diidentifikasi konsep perancangan yang paling kuat (superior).
3. Dynamic Signal-to-Noise Optimization : merupakan teknik untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi rekayasa, sehingga menghasilkan teknologi yang robust, dan tunable.
4. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) : suatu koleksi tool yang didapat dari analisa literatur yang berguna untuk membangitkan pemecahan masalah teknis yang inovatif.
5. Design of Experiment (DOE) : menggunakan eksperimen parsial penuh dan eksperimen faktorial parsial untuk mengetahui efek dari beberapa parameter yang berjalan bersama-sama.
6. Competitive Technology Assesment : dengan melakukan benchmarking terhadap sifat robustness dari teknologi pengembangan internal dan eksternal.

• Tahap II → Perancangan Parameter : Tahap ini berfungsi untuk mengoptimalisasi level dari faktor pengendali terhadap efek yang ditimbulkan oleh faktor lain sehingga produk yang ditimbulkan dapat tangguh terhadap gangguan (noise). Karena itu perancangan parameter sering disebut sebagai Robust Design. Model atau metode yang digunakan dalam tahap ini antara lain:
1. Engineering Analysis : menggunakan pelatihan, pengalaman, dan percobaan untuk menemukan variabilitas dan respon yang efektif.
2. Crossed Array Experiment : sebuah perancangan ekperimen khusus dengan cara memanfaatkan interaksi antara faktor kendali dan noise sehingga membuat sistem lebih tangguh.
3. Dynamic and Static Signal-to-Noise Optimization : mengoptimalkan suatu perancangan parameter untuk mengurangi variabilitas dengan menggunakan perhitungan rasio signal-to-noise.
4. The System P-Diagram : Suatu model robust untuk menggambarkan dan menggolongkan berbagai parameter yang mempengaruhi output sistem.

• Tahap III → Perancangan Toleransi : Merupakan tahap terakhir dimana dibuat matrik orthogonal array, loss function, dan ANOVA untuk menyeimbangkan biaya dan kualitas dari suatu produk. Model atau metode yang digunakan pada tahap ini antara lain:
1. Quality Loss Function : merupakan persamaan yang menghubungkan variasi dari performansi biaya produk dengan level deviasi dari target.
2. Analysis of Variance (ANOVA) : suatu teknis statistik yang secara kuantitatif menentukan kontribusi variasi total, yang dibentuk dari setiap noise dan faktor kendali.
3. Design of Experiments: Eksperimen faktorial penuh dan faktorial parsial untuk dapat mengetahui efek dari beberapa parameter secara serentak.
Selain pengendalian kualitas secara offline, dalam proses produksi juga dimanfaatkan pengendalian kualitas secara online. Beberapa metode pengendalian kualitas secara online antara lain:
• Statistical Process Control : merupakan seperangkat tool yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan, pengendalian, dan pengujian pada tiap tahap proses produksi agar tidak terjadi variasi/penyimpangan yang cukup besar.
• Static Signal-to-Noise Ratio : dapat mereduksi terjadinya variasi dengan menerapkan perancangan robust untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam proses produksi.
• Compensation : merupakan seperangkat rencana pengendalian untuk menjaga agar proses yang terjadi sesuai dengan target.
• Loss function based process control : pengendalian proses yang didasarkan pada dihilangkannya loss function Taguchi, sehingga dapat mengurangi seluruh biaya produksi, termasuk biaya produksi per unit, biaya inspeksi, dan biaya set-up yang diperlukan dalam pengendalian kualitas, serta dapat mengurangi quality loss yang diakibatkan oleh sisa variasi pada output.
Dengan adanya pengendalian kualitas secara online dan offline, diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen serta memenuhi spesifikasi kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

iso 9000,9001



Sejarah ISO 9000

Sejarah ISO 9000 dimulai dari dunia militer pada masa perang dunia II sekitar tahun 1943 untuk menjamin kualitas pasokan amunisi bagi pasukan Inggris sehingga memaksa mereka melakukan seleksi pemasok
Tahun 1963, Dept Pertahanan AS membuat seri standar MIL STD. Salah satunya yang penting; MIL-Q-9858A
Standar MIL-Q-9858A diadopsi oleh NATO dengan nama AQAP-1 (Allied Quality Assurance Publication 1)
Beberapa pasal AQAP-1 diadopsi oleh Inggris kedalam suatu standar Inggris sendiri yang dikenal sebagai DEF/STAN 05-8
Hasil penerapan DEF/STAN kemudian berkembang menjadi standar dengan nama BS5750 pada tahun 1979
Dengan prakarsa dari American National Standards Institute, New Jersey, AS, pada tahun 1987 dengan banyak mengadopsi prinsip-prinsip BS5750 melalui Organisasi International untuk Standarisasi (The International Organization for Standardization) yang bermarkas di Geneva, Switzerland lahirlah pedoman standar mutu yang banyak diadopsi secara internasional yang sekarang dikenal dengan ISO 9000.

II. Seri ISO 9000

Secara garis besar standar mutu ISO 9000 memiliki 5 bagian:
ISO 9000; Standar manajemen mutu dan jaminan mutu – merupakan pedoman standar
ISO 9001; Sistem mutu – Model untuk jaminan mutu dalam perancangan/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa.
ISO 9002; Model untuk jaminan kualitas untuk produksi dan instalasi
ISO 9003; Model untuk jaminan mutu dalam inspeksi akhir dan pengujian.
ISO 9004; Elemen gudelines dan pedoman dalam implementasi


Elemen ISO 9000 (20 Clause)
>Manajemen Responsibility
>Quality System
>Contract Review
>Design Control
>Document Control
>Purchasing
>Purchaser Supplied Product
>Product Identification & Traceability
>Process Control
>Inspection & Testing
>Inspection, Measuring & Test Equipment
>Inspection & Test Status
>Control of Non-Conforming Products
>Corrective Action
>Handling, Storage, Packaging and Delivery
>Quality Records
>Internal Quality Audits
>Training
>Servicing
>Statistical Techniques

Perbedaan Elemen ISO 9001, 9002 dan ISO 9003

III. ISO 9000 as a STANDARD

Fungsi ISO :
Menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari sistim manajemen mutu.

Tujuan ISO :
Mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa kualitas yang dimaksudkan telah dicapai dan dapat dipertahankan
Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa kualitas yang dimaksud telah atau akan dicapai sesuai persyaratan kepuasan pelanggan.

Manfaat Penerapan ISO 9000 dalam Sistim Manajemen

Meningkatkan kepercayaan & kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisir & sistematik
Perusahaan yang telah bersertifikat ISO, berarti Management System dari perusahaan tersebut diakui secara internasional dan siap bersaing memasuki pasar global
Perusahaan akan terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional yang berarti membuka kesempatan pasar baru
Peningkatan kesadaran kualitas dalam perusahaan
Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerja sama & komunikasi yang lebih baik, pengendalian yang konsisten serta pengurangan / pencegahan pemborosan


Revisi ISO 9000

Revisi Pertama : Tahun 1994
Revisi Kedua : Tahun 2000 (last update) yang dikenal dengan versi ISO 9001:2000
Pada ISO 9001:2000 terdiri dari 8 elemen pokok sebagai berikut:
1. Scope
2. Normative Reference
3. Terms & Condition
4. Quality Management System
5. Management Responsibility
6. Resource Management
7. Product Realization
8. Measurement, Analysis and Improvement

IV. REVIEW PERSYARATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 PER KLAUSA

3. ISTILAH DAN DEFINISI

Klausa ini menyatakan istilah & definisi yang diterapkan :

Istilah ‘Organisasi’ menggantikan istilah ‘Pemasok’
Istilah ‘Pemasok’ menggantikan istilah ‘Sub Kontraktor’
Istilah ‘Produk’ dapat berarti istilah ‘Jasa’


4. SISTIM MANAJEMEN KUALITAS

4.1 Persyaratan Umum
Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah untuk implementasi sistim manajemen
kualitas (ISO 9001 : 2000) untuk kebutuhan perbaikan berkesinambungan.
4.2 Persyaratan dokumentasi
Ø 4.2.1 Umum
SMM mengharuskan adanya dokumentasi
Ø 4.2.2 Manual Kualitas (Quality Manual)
Deskripsi dari sekuens & interaksi proses yang tercakup dlm smm
Ø 4.2.3 Pengendalian dokumen
Ø 4.2.4 Pengendalian catatan kualitas (quality record)
Hasil2 dari tindakan pencegahan, perbaikan, desain, verifikasi, validasi, identifiksai
produk, pendidikan & pelatihan


5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

5.1 Komitmen manajemen
Manajemen organisasi harus memberikan komitmen menuju pengembangan & peningkatan smm

5.2 Fokus pada pelanggan
Manajemen harus menjamin bahwa kebutuhan pelanggan ditetapkan & dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan

5.3 Kebijakan kualitas (Quality Policy)
Harus memberikan prioritas utama pada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan2 & peningkatan scr terus menerus dari smm

5.4 Perencanaan
Ø 5.4.1 Tujuan Kualitas
- Spesifik - Berorientasi pada pencapaian hasil
- Dapat diukur - Tepat waktu untuk mencapai tujuan itu
- Dapat dicapai

Ø 5.4.2 Perencanaan sistim manajemen mutu
Sifatnya : - Realistik
- Humanistik
- Dapat dipahami seluruh anggota organisasi
- Memiliki ukuran yang jelas
- Dapat dicapai apabila rencana itu dilaksanakan
- Dapat ditindaklanjuti
5.5 Tanggung jawab, Wewenang & Komunikasi
Ø 5.5.1 Tanggung jawab & wewenang
- Struktur organisasi yang jelas

Ø 5.5.2 Wakil manajemen
- Perlunya secara formal mengangkat anggota manajemen yang bebas dari
tanggung jawab lain untuk kelangsungan smm
Ø 5.5.3 Komunikasi internal
- Perlunya komunikasi yang berkaitan dengan upaya2 peningkatan smm

v 5.6 Peninjauan-Ulang Manajemen
5.6.1 Umum
5.6.2 Input peninjauan ulang : Hasil audit, umpan balik pelanggan, tindakan koreksi dan pencegahan, kinerja proses & kesesuaian produk
5.6.3 Output peninjauan ulang : Peningkatan smm, peningkatan produk

6. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

6.1 Penyediaan sumber daya
6.2 Sumber daya manusia
Ø 6.2.1 Umum
• Personil yang bertanggung jawab dlm melaksanakan tugas
• Memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan, pelatihan, pengalaman, ketrampilan
Ø 6.2.2 Kompetensi, Kesadaran & Pelatihan
• Klausa ini dikembangkan tidak hanya mencakup kebutuhan pelatihan tapi kompetensi & pelatihan
6.3 Infrastruktur
• Bangunan, ruang kerja, peralatan proses (keras/lunak), pelayanan pendukung (transportasi & komunikasi)
6.4 Lingkungan kerja

7. REALISASI PRODUK

7.1 Perencanaan realisasi produk
7.2 Proses yang terkait dengan pelanggan
– 7.2.1 Identifikasi persyaratan yang terkait dengan produk
– 7.2.2 Peninjauan-ulang persyaratan yang terkait dengan pelanggan
– 7.2.3 Komunikasi pelanggan
7.3 Desain & Pengembangan
– 7.3.1 Perencanaan desain & pengembangan
– 7.3.2 Input desain & pengembangan
– 7.3.3 Output desain & pengembangan
– 7.3.4 Peninjauan-ulang desain & pengembangan
– 7.3.5 Verifikasi desain & pengembangan
– 7.3.6 Validasi desain & pengembangan
– 7.3.7 Pengendalian desain & pengembangan

7.4 Pembelian
7.5 Ketentuan Produksi & Pelayanan
– 7.5.1 Ketentuan pengendalian produksi & pelayanan
Ø Informasi yang menspesifikan karakterisitk dari produk
Ø Instruksi kerja
Ø Peralatan yang sesuai dengan produksi & pelayanan
Ø Aktivitas pemantauan
Ø Proses2 untuk penyerahan produk
– 7.5.2 Validasi dari proses produksi & pelayanan
Ø Persetujuan peralatan & kualifikasi personil
Ø Kebutuhan untuk catatan2
Ø Penggunaan prosedur & metode yang diperlukan
Ø Kriteria peninjau-ulang dan persetujuan proses2
– 7.5.3 Identifikasi & kemampuan telusur balik
Ø Mengidentifikasi produk, melalui cara yang tepat sepanjang proses produksi
Ø Mengidentifikasi status dari produk yang berhubungan den pengukuran
– 7.5.4 Hak milik pelanggan
– 7.5.5 Pemeliharaan produk
Ø Menetapkan metode utama agar menjaga kesesuaian produk dengan persyaratan pelanggan selama proses dan penyerahan
Ø Metode utama harus mencakup identifikasi, penyimpanan, penenganan, proteksi dan pengepakan
7.6 Pengendalian Peralatan Pengukuran & Pemantauan
– Pengkalibrasian alat ukur secara periodik sbl digunakan sesuai dengan standard
– Catatan2 dari hasil kalibrasi harus dijaga
– Alat2 kalibrasi dijaga dari kondisi2 yang mengakibatkan alat2 tsb tidak sahih
– Penggunaan, pengendalian, pengidentifikasian alat2 ukur yg dipakai



8. PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PENINGKATAN

8.1 Umum
8.2 Pengukuran & Pemantauan
– 8.2.1 Kepuasan Pelanggan
– 8.2.2 Internal Audit
• Perencanaan & penjadwalan aktivitas dan area yg diaudit yang juga berdasarkan input lain; 1. Perubahan organisasional, 2. umpan balik pelanggan, 3. Laporan2 ketidaksuaian, 4. Survey
• Daftar periksa (Audit Cheklist) yang digunakan
• Menindaklanjuti dari hasil internal audit
• Penugasan personil yang bebas dari dari tanggung jawab langsung thd aktivitas yang diaudit dengan kualifikasi yang tepat
• Laporan2 hasil audit yg mencakup ; 1. aktivitas & area yg diaudit 2. kekurangan2 yg ditemukan 3. tindakan korektif dari hasil audit 4.kesempatan2 untuk peningkatan
– 8.2.3 Pengukuran & pemantauan proses
– 8.2.4 Pengukuran & pemantauan produk
• Memiliki bukti2 kesesuaian dgn kriteria penerimaan yg didokumentasikan
• Menjamin bahwa produk yg akan diserahkan pada pelanggan dgn semua aktivitas telah disesuaikan secara memuaskan
• Menetapkan tahap2 yg tepat utk mengukur & memantau karakteristik produk
8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai
– Menjamin bahwa produk yg tidak sesuai dgn persyaratan, diidentifikasikan, dikendalikan utk mencegah penggunaan yg tidak diinginkan
– Bila produk yg tidak sesuai diperbaiki ulang, maka hasil tsb diverifikasi kembali
– Apabila diperlukan, melapor utk memperoleh konsesi (kelonggaran2) pd pelanggan
8.4 Analisis Data
– Utk keperluan informasi tentang : 1. Kepuasan pelanggan 2. Kesesuaian produk 3. Pemasok 4. Karakteristik dari proses2 dan produk
8.5 Peningkatan
– 8.5.1 Peningkatan terus-menerus
• Peningkatan efektivitas smm melalui penggunaan kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil audit, analisis data, tindakan korektif & preventif, dan peninjauan-ulang manajemen
– 8.5.2 Tindakan korektif
• Mengidentifikasi ketidaksuaian
• Mengevaluasi kebutuhan utk mengambil tindakan korektif
• Menerapkan, mencatat dan meninjau ulang tindakan korektif yg dilakukan
– 8.5.3 Tindakan preventif
• Mengidentifikasi penyebab ketidaksuaian
• Menentukan & menjamin implementasi tindakan preventif
• Mencatat & meninjau ulang tindakan preventif yg dilakukan


ISO 9001 : 2000
KONSEP UMUM, KEBUTUHAN BARU, DAN STRUKTUR


A. ISO 9000 : 2000 & ISO 9000: 1994
ISO 9000 : 2000 merupakan bentuk perubahan dari ISO 9000 : 1994
Apa yang mendasari perubahan tersebut ?
Siklus perubahan merupakan hal yang normal bagi suatu standar yang selalu berusaha menempatkan dirinya seakurat mungkin sebagai dasar acuan . Standar ini akan berkembang seiring dengan masukan informasi dan kebutuhan dari berbagai pihak.
Dalam ISO 9000 : 2000 ditekankan ketersediaan prosedur untuk perbaikan berkesinambungan dan pencegahan dari ketidaksesuaian.
ISO 9000 : 2000 berdasarkan pendekatan secara proses
Hubungan dalam sistem manajemen akan dibuat lebih mudah di dalam ISO 9000 : 2000 (persyaratan yang fleksibel).
ISO 9000 : 2000 akan memenuhi kebutuhan sesuai dengan ciri masing-masing bisnis / perusahaan dan tidak memaksakan suatu tindakan yang dianggap tidak sesuai.
Pelaksanaan sistem harus memastikan perbaikan berkesinambungan sesuai dengan tujuan masing-masing organisasi/perusahaan serta efisiensi dan efektivitas yang telah dicapai. ISO 9000 : 2000 memastikan hal tersebut.

B. ISO 9000 : 2000 Family
ISO 9000 : 2000 terdiri dari :
ISO 9000 : berisi konsep-konsep dan keterangan istilah.
ISO 9001 : berisi klausa-klausa Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001
ISO 9004 : berisi pembimbing pemahaman Sistem Manajemen Kualitas
ISO 19011: berisi pembimbing cara pelaksanaan audit

C. ISO 9000 : 2000 memiliki kebutuhan-kebutuhan baru yang menitik beratkan pada :
Pelanggan
Kebutuhan pelanggan harus terjabarkan dan terdefinisi dengan baik.
Memelihara perhatian atas kebutuhan pelanggan.
Memenuhi (jika dapat “melampaui”) kebutuhan pelanggan
Membina komunikasi dengan pelanggan.
Memperhatikan kebutuhan pelanggan yang tidak terspesifikasi (untuk kesesuaian pembuatan).
Memonitor kepuasan pelanggan

Perbaikan
Memiliki kebijakan mutu yang berkomitmen terhadap perbaikan berkesinambungan
Sumber daya harus tersedia untuk perbaikan sistem manajemen mutu.
Audit internal untuk merekomendasikan perbaikan.
Pengukuran yang mengindikasikan peluang adanya perbaikan.
Proses perbaikan yang berkesinambungan

Kompetensi
Memastikan kompetensi individu yang dipilih untuk melakukan suatu tugas sesuai dengan level yang dibutuhkan.
Kompetensi tersebut harus mampu ditunjukkan (dalam hal ini tidak hanya berupa lisan saja tetapi dibutuhkan bukti).

D. STRUKTUR
Ruang Lingkup
Standar Internasional ini diterapkan pada organisasi mulai dari identifikasi persyaratan pelanggan, melalui semua proses sistem manajemen mutu lainnya, sampai kepada pencapaian kepuasan pelanggan. Persyaratan pada standar bersifat umum dan dapat digunakan untuk semua jenis produk dan pada sektor industri atau ekonomi apapun. Dapat diterapkan pada semua tipe dan ukuran organisasi.

Acuan Standar
Standar berikut mengandung ketentuan yang melalui acuan dalam naskah ini, merupakan ketentuan standar internasional.

Istilah dan Definisi
Berlaku terminology dan definisi yang diberikan ISO 9000 : 2000, Sistem Manajemen Mutu – Konsep dan kosakata
Catatan :
Istilah Subkontrak ® Pemasok ® Pelanggan , pada ISO 9000 : 1994 diubah menjadi Pemasok ® Organisasi ® Pelanggan , sesuai kosakata yang berlaku di seluruh dunia.

Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
Organisasi harus menetapkan dan mengelola proses-proses penting dalam perusahaan. Misalnya perencanaan suatu sistem kerja produksi yang terdokumentasi, sistem dokumentasi yang sesuai dengan luas dan sifat perusahaan serta penggunaannya.

Tanggung Jawab Manajemen
Komitmen Manajemen
Fokus Pada Pelanggan
Kebijakan Mutu
Perencanaan
Tanggung Jawab, Wewenang, dan Komunikasi
Tinjauan Manajemen


Manajemen Sumber Daya
Penyediaan Sumber Daya
Sumber Daya Manajemen
Infrastruktur
Lingkungan Kerja

Manajemen Proses
Perencanaan Realisasi Produk
Proses-proses Yang Berhubungan Dengan Pelanggan
Perancangan dan Pengembangan
Pembelian
Penyediaan Produksi dan Pelayanan
Pengendalian Pengawasan dan Peralatan Pengukuran

Pengukuran, Analisa, dan Peningkatan
Umum
Pengawasan dan Pengukuran
Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Analisa Data
Perbaikan

ISO 14001



ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 6.000 sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia.
ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari SML. Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
• pencegahan polusi
• kesesuaian dengan undang-undang yang ada
• perbaikan berkesinambungan SML
Komitmen-komitmen tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja lingkungan secara keseluruhan.

ISO 14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan anda berkenaan dengan pengelolaan lingkungan; sebagai contoh, emisi udara, tanah, atau air. Organisasi wajib menjelaskan apakah yang mereka akan lakukan, mengikuti prosedur yang tersedia dan mendokumentasikan upaya-upaya mereka untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan perbaikan. Anda diharapkan menyusun tujuan, sasaran dan menerapkan program untuk meningkatkan kinerja lingkungan anda yang mana pada akhirnya akan memberikan manfaat adanya peningkatan keuangan.

Organisasi perlu mengenali hukum yang berlaku, undangundang yang berkaitan dan persyaratan-persyaratan lainnya yang berkaitan. Hal-hal penting tersebut berkaitan untuk mengenali timbulnya peraturan pemerintah sehingga ukuran tingkat kepatuhan dapat diadopsi dan secara periodik dilakukan evaluasi untuk memastikan persyaratpersyaratan tersebut dipahami oleh para karyawan dan dapat diterapkan secara efektif.
Standar ISO 14001 disertai dengan ISO 14004, Sistem Manajemen Lingkungan – Panduan Umum terhadap prinsip-prinsip, system-sistem dan dukungan tehnis. Standar ini terdiri dari beberapa bagian, seperti penerapan, implementasi, pemeliharaan dan peningkatan dari Manajemen Sistem dan diskusi-diskusi mengenai penggunaan prinsip-prinsip yang berkaitan.

Siapakah yang dapat menggunakan ISO 14001?
Organisasi-organisasi dari berbagai jenis, sektor usaha dan ukuran dapat meningkatkan kinerja lingkungan mereka melalui implementasi standar ini.
Apa sajakah manfaat-manfaat yang diperoleh dari pendaftaran ISO 14001?
• Meningkatkan kinerja lingkungan sesuai komitmen manajemen puncak
• Penghematan ongkos dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan penggunaan air dan minimalisasi buangan
• Mengurangi resiko dari terjadinya polusi dan kondisikondisi lainnya yang berkenaan dengan lingkungan, dan oleh karena itu penghindaran dari ongkos pembersihan yang tidak perlu dan/atau pelaksanaan tindakan dari lembaga-lembaga hukum
• Kesesuaian hukum melalui pengenalan perundangundangan baru dengan kecukupan waktu dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan terkini Mengurangi resiko dari ketidak-sesuaian dengan perundang-undangan dan ongkos-ongkos tuntutan hukum selanjutnya
• Memberikan kesan mendalam pada suatu merek dimana para pelanggan akan memandang organisasi tersebut telah melakukan pengendalian dampak lingkungan yang baik
• Meningkatkan pemusatan tujuan bisnis dan mengkomunikasikan masalah-masalah lingkungan terkini Meningkatkan kemampu-labaan organisasi melalui pengurangan ongkos-ongkos dan meningkatkan kepuasan pelanggan

Bagaimana mendapatkan sertifikasi ISO 14001
• Aplikasi permohonan pendaftaran ISO 14001 dilakukan dengan melengkapi kuestioner SML
• Audit ISO 14001 dilaksanakan oleh NQA. Hal ini terdiri dari dua kunjungan audit utama dengan menggunakan formulir Audit Sertifikasi Awal
• Permohonan pendaftaran disetujui oleh NQA, berikut tahapan selanjutnya harus dilakukan oleh klien.
• Pemeliharaan sertifikasi ISO 14001 dikonfirmasikan melalui program Audit pengawasan (surveilans) tahunan dan proses sertifikasi ulang setelah tiga tahun masa berlakunya sertifikasi ISO 14001 tersebut.

MAC Filtering & Captive Portal




1.MAC Filtering

Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
2. Captive Portal

Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang memungkinkan semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal :
• user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP).
• block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel.
• redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
• setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian 4 diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya. Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekuensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya. Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi. Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhati-hati melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.

WPA




Merupakan rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita miliki—dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul.
Berbagai macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat mengetahui kunci enkripsi yang digunakan.
Menyikapi kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (WiFI Protected Access). Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE 802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WPE, apakah benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan? Ada banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di mana teknik man- in-the-middle bisa digunakan untuk mengakali proses pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP.
Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.
Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih besar kemampuan dan kapasitasnya.
Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.
Mekanisme enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama ketangguhannya dapat bertahan.
Bagi para pengguna teknologi wireless, pertanyaannya bukanlah dititikberatkan pada pemahaman bahwaWPAadalah lebih baik dari WEP, namun lebih kepada improvisasi tepat guna yang mampu menyelesaikan masalah keamanan wireless saat ini. Di kemudian hari, kita akan beranggapan pengguna adalah raja. Apa yang dibutuhkan para pengguna teknologi wireless adalah kemudahan menggunakan teknologi itu. Untuk dapat menggunakan "kelebihan" yang dimiliki WPA, pengguna harus memiliki hardware dan software yang kompatibel dengan standar tersebut. Dari sisi hardware, hal tersebut berarti wireless access points dan wireless NIC (Network Interface Card) yang digunakan harus mengenali standar WPA. Sayang, sebagian produsen hardware tidak akan mendukung WPA melalui firmware upgrade, sehingga pengguna seperti dipaksa membeli wireless hardware baru untuk menggunakan WPA.
Dari sisi software, belum ada sistem operasi Windows yang mendukung WPA secara default. Komputer yang menggunakan system operasi Windows dengan hardware kompatibel dengan standar WPA dapat mengimplementasikannya setelah menginstal WPA client. WPA client baru dapat bekerja pada sistem operasi Windows Server 2003 dan Windows XP. Bagi para pengguna sistem operasi lainnya belum ditemukan informasi mengenai kemungkinan mengimplementasikan WPA.
Melakukan migrasi hardware dan implementasi WPA dapat dibayangkan sebagai sebuah pekerjaan yang sangat besar. Untungnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dilakukan pada saat yang bersamaan. Wireless Access Points dapat mendukung WPA dan WEP secara bersamaan. Hal ini memungkinkan migrasi perlahan ke implementasi WPA.
Pada jaringan wireless yang membutuhkan tingkat sekuriti tingkat tinggi, variasi sistem tambahan proprietari dibuat untuk menjadi standar transmisi WiFi. Pada perkembangannya, beberapa produsen WiFi telah mengembangkan teknologi enkripsi untuk mengakomodasi kebutuhan pengamanan jaringan wireless.

wireless security


1. Menyembunyikan SSID

Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi.

2. Keamanan Wireless dengan metode Wired Equivalent Privacy (WEP)

WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.
Proses Shared Key Authentication:
1. client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
2. access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
3. client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
4. access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
Menurut Arief Hamdani Gunawan, Komunikasi Data via IEEE 802.11, Shared Key Authentication kelihatannya lebih aman dari dari pada Open System Authentication, namun pada kenyataannya tidak. Shared Key malah membuka pintu bagi penyusup atau cracker. Penting untuk dimengerti dua jalan yang digunakan oleh WEP. WEP bisa digunakan untuk memverifikasi identitas client selama proses shared key dari authentikasi, tapi juga bisa digunakan untuk men-dekripsi data yang dikirimkan oleh client melalui access point.

WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
• Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
• WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
• Masalah initialization vector (IV) WEP
• Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
• Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
• Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
• Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.

Isnin, Mei 16, 2011

Tips membuat Wi-Fi Hotspot



Hotspot atau tempat yang menyediakan layanan akses Internet dengan menggunakan wireless memang sudah sangat banyak. Mulai dari cafe, restoran, sampai hotel pada umumnya menyediakan layanan Internet tanpa kabel ini. Hal ini disebabkan banyaknya perangkat yang telah dilengkapi dengan teknologi wireless, sehingga tren penggunaannya pun semakin tinggi.
Sayangnya, tidak semua orang mengerti bagaimana cara membangun infrastruktur Wi-Fi. Kurangnya informasi dan mungkin harga yang agak mahal membuat banyak pemilik tempat usaha enggan untuk membangun hotspot. Padahal, adanya hotspot ini sangat berpotensi untuk menambah daya tarik dan juga bisa menambah penghasilan dari tempat itu sendiri.
Artikel ini akan membahas hal-hal penting yang perlu Anda ketahui untuk menyediakan layanan hotspot. Hal yang dibahas memang relatif sederhana sehingga bisa diikuti oleh pemula sekalipun (asalkan sudah memiliki dasar-dasar jaringan). Di akhir artikel, akan juga akan membahas salah satu alat yang cukup praktis untuk digunakan sebagai hotspot gateway.

1. Tentukan konsep hotspot Anda
Konsep hotspot ini merupakan awal yang sangat penting untuk Anda tentukan. Apakah hotspot Anda nantinya akan dapat digunakan secara gratis atau harus membeli voucher tertentu? Anda harus menentukan hal dasar ini terlebih dahulu karena akan menyangkut perencaaan infrastruktur hotspot itu sendiri.
Alternatif yang biasa dipilih adalah memberikan waktu trial khusus secara gratis selama beberapa waktu (satu atau dua bulan pertama). Selanjutnya, pengunjung harus membayar atau membeli voucher sebelum bisa mengakses hotspot Anda. Kadang kala, ada beberapa tempat yang memang sengaja memberikan layanan Wi-Fi hotspot secara gratis. Namun, Anda harus berbelanja (atau memesan makanan) selama mengakses hotspot tersebut.

2. Akses Internet yang cukup cepat
Hal pertama yang harus Anda miliki adalah akses Internet. Akses Internet ini pada umumnya menggunakan layanan broadband dengan kecepatan yang cukup tinggi (128 Kbps atau lebih), tergantung target jumlah pengunjung yang akan mengakses layanan hotspot ini.

3. Membuat hotspot tanpa billing
Bagian ini akan membahas singkat mengenai cara pembuatan hotspot gratis (tanpa sistem billing tertentu).
Secara umum, sistem hotspot gratisan tidaklah berbeda jauh dengan sistem Wi-Fi di rumah yang saat ini mulai banyak digunakan. Anda hanya perlu beberapa alat untuk membuat jaringan seperti ini.
Alat pertama yang harus Anda miliki tentunya adalah modem. Modem ini harus disesuaikan dengan jenis koneksi Internet yang Anda gunakan (ADSL, Cable, dan lainnya).
Selanjutnya, Anda juga harus memiliki sebuah router yang akan berfungsi sebagai gateway. Router inilah yang akan mengatur semua koneksi dari client ke Internet. Sebaiknya, Anda membeli router yang telah dilengkapi dengan fungsi Access Point terintegrasi. Jika Anda membeli router yang tidak memiliki fungsi Access Point, maka Anda juga harus membeli Access Point terpisah.

4. Membuat hotspot dengan billing
Membuat hotspot dengan billing memang lebih rumit dibandingkan dengan tanpa billing. Sistem yang umum digunakan adalah dengan menggunakan voucher generator yang secara otomatis akan dibuat oleh sistem. Hampir semua vendor wireless besar sudah memiliki sistem ini.
Sistem ini umumnya bisa bekerja secara independen. Ia memiliki fungsi router/gateway dan juga Access Point (Anda tetap harus membeli modem). Sistem billing dan voucher generator-nya telah terintegrasi. Biasanya, ia juga memiliki keypad (untuk menentukan jumlah voucher yang dibeli) dan printer (untuk mencetak voucher). Sistem ini hanya perlu dikonfigurasi saat awal via PC, selanjutnya semua operasi sistem bisa bekerja secara independen. PC hanya dibutuhkan untuk melakukan perubahan konfigurasi saja.

5. Konfigurasi akses Internet
Infrastruktur jaringan yang harus dibuat pada dasarnya cukup sederhana. Dasarnya, untuk koneksi ke Internet akan dibutuhkan modem. Dari modem, koneksi akan dimasukkan ke router atau gateway. Selanjutnya, dari router koneksi baru dibagi ke client via koneksi kabel ataupun wireless (via Access Point).
Hampir semua alat sejenis bisa dikonfigurasi via jaringan dari PC client. Syarat utamanya adalah IP dari client harus satu segmen dengan IP dari perangkat yang ingin dikonfigurasi. Anda bisa mencari informasi ini di buku manual perangkat Anda.
Proses konfigurasi awal yang biasanya harus dilakukan adalah melakukan koneksi ke Internet via modem. Salah satu port pada router (port WAN) biasanya harus dihubungkan ke modem. Selanjutnya, proses konfigurasi biasanya dilakukan via interface web based yang disediakan oleh router Anda.

6. Masalah DHCP server
Setelah jaringan sukses terkoneksi, maka Anda harus mengaktifkan DHCP server. DHCP server ini berguna untuk memberikan IP secara otomatis kepada setiap user. Cara ini memudahkan pengunjung untuk mengakses hotspot Anda (khususnya untuk sistem free tanpa login). Namun, cara ini bisa juga memberikan lubang keamanan karena Anda lebih sulit untuk mengendalikan pengunjung yang mengakses hotspot.
Menurut CHIP, jalan terbaik sebenarnya tergantung Anda sendiri. Untuk Anda yang menerapkan sistem free (tanpa voucher), tidak mau repot dengan pengaturan IP, dan tidak keberatan hotspot diakses oleh banyak orang, maka mengaktifkan DHCP adalah jalan terbaik. Batasi jumlah client yang akan diberikan IP oleh DHCP (misal 10 client). Dengan begitu, jumlah pengunjung yang bisa mendapatkan IP hanya maksimal 10 client saja.
Jika Anda mau lebih selektif, maka DHCP boleh dinonaktifkan. Setiap user yang akan mengakses hotspot harus terlebih dahulu meminta informasi alamat IP dari Anda selaku pemilik hotspot.
Bagi Anda yang menerapkan sistem login/voucher, maka DHCP server boleh diaktifkan. Soalnya, user tidak akan bisa mengakses Internet tanpa username dan password yang benar dari voucher, walaupun ia telah mendapatkan IP dari DHCP server.

7. Memantau statistik user
Hal ini hanya perlu dilakukan oleh Anda yang menggunakan sistem login. Masuklah ke router dan cari menu “Account Table” atau sejenisnya. Di sana, Anda bisa menemukan username dan password yang di-generate oleh sistem.
Informasi yang lebih detail seperti lama login, sisa waktu login, dan jumlah uang yang dibayarkan juga bisa dilihat. Pastikan saja bahwa tidak ada kejanggalan di sini. Setiap kejanggalan sebaiknya segera diperiksa lebih detail.

8. Enkripsi yang tepat
Jaringan wireless tanpa enkripsi sangatlah tidak aman. Oleh sebab itu, aktifkan fungsi enkripsi setidaknya WEP 64 atau 128 bit. Perlu diperhatikan bahwa dengan aktifnya enkripsi maka proses zero configuration akan sulit untuk dilakukan. User harus memasukkan enkripsi yang sesuai sebelum bisa login ke dalam hotspot.

9. Client yang ingin mengakses
Tidak semua client memiliki kepandaian yang setara. Apalagi untuk kawasan hotspot yang tidak zero config (membutuhkan pengaturan/konfigurasi tambahan). Oleh karena itu, Anda selaku pemilik hotspot harus bisa menyediakan informasi yang jelas agar user bisa login dengan mudah.
Beberapa konfigurasi pengaturan seperti alamat IP (untuk hotspot tanpa DHCP server), metode enkripsi, sampai pemilihan Access Point (untuk area yang memiliki beberapa hotspot), harus diinformasikan dengan jelas kepada calon pengguna. Setidaknya, Anda menyediakan satu atau dua petugas yang mengerti teknis konfigurasi client hotspot. Konsumen yang kecewa dapat dengan mudah meninggalkan tempat Anda dan mencari hotspot lain yang lebih informatif.

MEMBANGUN ACCESS POINT & HOT SPOT



Wi-Fi (Wireless Fidelity)

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Wi-Fi, adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan.
Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”.
Salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kepraktisan,tidak perlu repot memasang kabel network. Untuk masalah kecepatan tergantung sinyal yang diperoleh karena perangkat ini menggunakan teknologi radio maka untuk dapat menggunakannya dari jarak yang cukup jauh dan dengan sinyal yang memadai maka perangkat wi-fi harus ditambahkan dengan Antena luar.
Antena ini sebagai penguat Transmitter dan Receiver signal Wi-Fi. Jenis antena wi-fi banyak ragamnya, pemilihan tipe/jenis dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Wi-Fi bekerja pada frekuensi sama dengan Bluetooth yaitu pada 2,4 Ghz, namun bedanya Bluetooth menggunakan spread spectrum frequency hopping (SSFH), sedangkan Wi-Fi menggunakan direct sequence spread spectrum (DSSS) lihat issue sekitar wireless technology.
Intinya spread pada Wi-Fi akan lebih stabil dan tentunya lebih cepat dibandingkan dengan Bluetooth . Wi-Fi memiliki kelemahan yang sangat menganggu seperti masalah keamanan yang dapat di bajak ditengan jalan, dan rentan terhadap konflik dengan perangkat lain dalam waktu yang bersamaan misalnya dengan perangkat memasak seperti Microwave Open. (lihat Electromagnetic Spectrum)

• Bagaimana meng-Akses Wi-Fi ?
Wi-Fi hanya dapat di akses dengan peralatan Wi-Fi certified Radio seperti komputer, laptop, PDA atau Cellphone. Untuk Laptop versi terbaru keluaran tahun 2007, sudah terdapat wifi on board. Bila belum tersedia pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang terdapat di laptop atau Wifi USB.
Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Windows XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Windows XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya.
Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan “Wi-Fi Hotspot”, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan “Wi Fi Hotspot” meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai “Wi-Fi Hotspot” berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing “Hots Spot” pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar.
Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

• Wi-Fi – Security
Dengan menggunakan teknik WEP (Wire Equivalent Privacy) yaitu metode yang digunakan untuk melindungi komunikasi data melalui Wireless dengan cara enkripsi menggunakan 64-bit dan 128-bit sehingga setiap transmisi data ke LAN di decode secara ter-enkripsi (biasa disebut dengan WEP Keys).
Keamanan akses melalui Wi-Fi pada setiap komputer didaftarkan sesuai dengan IP Address atau MAC Address, sehingga tidak sembarang Komputer yang menggunakan Device Wi-Fi dapat terhubung ke Access Point.

• Frequency 2.4 Ghz (Wi-Fi)
merupakan Unlicensed Band yaitu :Standar frekwensi yang dibebaskan dari permintaan ijin dan membayar, karena tergolong ISM (Industrial, Scientific, Medical). Yang termasuk kedalam penggunaan frequency 2.4 Ghz ini adalah :
IEEE 802.11b : Wireless Ethernet mudah, IP based, dan bisa langsung dipakai, banyak perusahaan yang mendukung, dapat langsung diterapkan pada access point dan station, tersedia untuk komputer, consumer electronics, pemakaian telematik.
• Home RF: Pasar Home RF 2.0 masih terlalu kecil dan terlambat masuk, Intel sudah menghentikan dukungannya.
• Bluetooth: dipakai untuk jaringan sederhana. Bandwidth, Effesiensi, kapasitas sistem semuanya terbatas.

• SPESIFIKASI Wi-Fi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.


Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari Pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.
• CHANNEL Wi-Fi
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing dengan lebar frekuensi 5 MHz) :



Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).

teknik - teknik komunikasi



komunikasi:
COMMUNICATION (INGGRIS)
COMMUNICATIO (LATIN)
COMMUNIS = SAMA
MENIMBULKAN KESAMAAN MAKNA
KOMUNIKATIF = KEDUA BELAH PIHAK MENGERTI MAKNA YANG DISAMPAIKAN.

PROSES KOMUNIKASI
>> SECARA PRIMER :
MENYAMPAIKAN PIKIRAN / PERASAAN DENGAN MENGGUNAKAN LAMBANG SEBAGAI MEDIA.
>> SECARA SEKUNDER :
PENYAMPAIAN PESAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT ATAU SARANA SEBAGAI MEDIA KEDUA SETELAH MEMAKAI LAMBANG.

3 tujuan komunikasi
(TECKNIQUES FOR EFFECTIVE COMMUNICATION)
>TO SECURE UNDERSTANDING
>TO ESTABLISH ACCEPTANCE
>TO MOTIVATE ACTION
syarat:
GOOD INTENTIONS (ITIKAD BAIK)
TRUSTWORTHINESS (LAYAK DIPERCAYA)
COMPETENCE OR EXPERTNESS(CAKAP ATAU AHLI).

riset tentang informasi
>KOMUNIKASI LISAN; HANYA 50 % YANG DIINGAT ATAU DITERIMA.
>PADA PERKULIAHAN; PENYERAPAN INFORMASI 25 s/d. 52 PERSEN SAJA.
>INFORMASI DARI PIMPINAN; YANG DISERAP HANYA 20 s/d. 60 PERSEN SAJA.
>PENERIMA INFORMASI LEBIH CENDERUNG MENERIMA INFORMASI YANG POSITIF SAJA DAN >MENGABAIKAN BERITA YANG TIDAK DIINGINKAN.
>INFORMASI LEBIH DIPERCAYA JIKA SESUAI DENGAN BAHASA TUBUH PEMBICARA.

komunikasi untuk wawancara pekerjaan
>KESAN PERTAMA
>SIKAP DUDUK
>CARA MENJAWAB PERTANYAAN
>TUNJUKKAN BAHWA ANDA SUDAH MEMPERSIAPKAN DIRI.

komunikasi antar pribadi
>KONTAK MATA
>SENYUMAN
>BERJABAT TANGAN
ISI PEMBICARAAN :
>SENSITIF : AGAMA, POLITIK, UANG, USIA (WANITA), RAS, HAL KONTROVERSIAL.
>AMAN : CUACA, HAL – HAL NETRAL
>HAL MENARIK : HOBBY, GAYA HIDUP, HAL POSITIF LAWAN BICARA.

sikap:
>AGRESIF
>PERMISIF
>ASERTIF.

komunikasi di depan publik
>PEMBUKAAN
>ALASAN MENGAPA PENTING DIDENGARKAN
>PEMIKAT
>ISI
>RANGKUMAN
>PENUTUP.

berfikir positif



Ketika kita menilai secara positif tentang diri kita, tentang kejadian – kejadian yang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi pada diri kita.
TANDA - TANDA :
Percaya akan berhasil
Mampu menghancurkan ketakutan pada kegagalan
Memiliki Sikap Positif
1.Aktif berusaha
2.Menyadari diri sebagai orang penting
3.Mampu melayani orang lain seperti dirinya ingin dilayani.

sumber berfikir positif
1.KEBIASAAN BERKATA POSITIF
POSITIF : MERAIH, MANFAAT, SENYUM,
SUKSES, BERHARGA.
NEGATIF : ANEH, SULIT, CURANG, BENCI,
KASIHAN.
2.KONSEP DIRI POSITIF
3.RASA SYUKUR
PENGALAMAN PENDUKUNG (LEBIH BANYAK MEMIKIRKAN KESUKSESAN YANG TELAH DIRAIH DARIPADA KEGAGALAN YANG PERNAH

hambatan berfikir positif

INTIMIDASI ORANG NEGATIF
@.SIKAP MENYALAHKAN PADA :
>DIRI SENDIRI
>ORANG LAIN
>KEADAAN
@.KEBIASAAN NEGATIF
@.RASA TAKUT / KHAWATIR
@.SIKAP MENYERAH PADA MASALAH.

cara2 berfikir positif
>PERNYATAAN POSITIF.
PERNYATAAN POSITIF ADALAH : SEBUAH PERNYATAAN YANG LEBIH MENGENAI APA YANG ANDA INGINKAN, BUKAN APA YANG TIDAK ANDA INGINKAN.
>CITRAKAN SECARA POSITIF
>MEYAKINI HAL POSITIF DAN MENYIMPANNYA SEBAGAI INFORMASI / DATA DALAM OTAK ANDA
>MENYINGKIRKAN KELEMAHAN DAN MENCARI KEKUATAN BARU YANG DAHSYAT.

kebiasaan manusia yang sangat efektif
TUJUH KEBIASAAN MENGGAMBARKAN INTERNALISASI PRINSIP – PRINSIP YANG BENAR YANG MENJADI DASAR BAGI KEBAHAGIAAN DAN KEBERHASILAN YANG LANGGENG.
KITA ADALAH APA YANG KITA KERJAKAN BERULANG – ULANG. KARENA ITU, KEUNGGULAN BUKANLAH SUATU PERBUATAN, MELAINKAN SEBUAH KEBIASAAN. (ARISTOTLE).
KEBIASAAN ADALAH TITIK PERTEMUAN ANTARA :
PENGETAHUAN (APA YANG HARUS
DILAKUKAN, MENGAPA)
KETERAMPILAN (BAGAIMANA MELAKUKAN)
KEINGINAN (MAU MELAKUKAN).

efektif: MEMBERIKAN HASIL JANGKA PANJANG YANG MENGUNTUNGKAN SEMAKSIMUM MUNGKIN.
TUJUH KEBIASAAN EFEKTIF SEBAGAI :
PEMBERI KEKUATAN
PEMECAH MASALAH
MEMAKSIMUMKAN PELUANG
TERUS MENERUS BELAJAR DAN MEMADUKAN
PRINSIP – PRINSIP DALAM SPIRAL PERTUMBUHAN
KEATAS.
KEBIASAAN 1, 2, 3 :
PENGUASAAN DIRI
KEMENANGAN PRIBADI
INTI PERTUMBUHAN KARAKTER.
KEBIASAAN 4, 5, 6 :
KEPRIBADIAN DALAM KERJA TIM,
KERJA SAMA
KEMENANGAN PUBLIK
KOMUNIKASI.
KEBIASAAN 7 :
KEBIASAAN PEMBARUAN
MELINGKARI DAN MEMADUKAN SEMUA
KEBIASAAN LAIN.
DALAM KEPALA KITA :
PETA SEGALA SESUATU SEBAGAIMANA ADANYA (REALITAS)
PETA SEGALA SESUATU SEPERTI SEHARUSNYA (NILAI)

KITA MENAFSIRKAN SESUAI PETA DAN JARANG MEMPERTANYAKAN KEAKURATAN PETA TERSEBUT.
KITA HANYA MENGASUMSIKAN. PERILAKU DAN SIKAP BERTUMBUH DARI ASUMSI – ASUMSI ITU CARA BERTINDAK / BERPIKIR.

paradigma dan prinsip
paradigma : SUMBER SIKAP DAN PERILAKU MANUSIA.
perubahan paradigma
 MENGUBAH KE ARAH POSITIF DAN NEGATIF
 BERSIFAT SPONTAN ATAU BERTAHAP
 MENGGERAKKAN KITA DARI SATU CARA
MELIHAT DUNIA KE CARA YANG LAIN.

prinsip= HUKUM ALAM, TIDAK BERUBAH DAN TIDAK DAPAT DIBANTAH.
prinsip = pedoman tingkah laku manusia yang terbukti mempunyai nilai langgeng dan permanen

7 kebiasaan efektif
PENDEKATAN YANG BERPUSAT PADA PRINSIP
PENDEKATAN BERDASARKAN KARAKTER
PENDEKATAN “DARI DALAM KE LUAR” (MULAI DARI DIRI SENDIRI, PARADIGMA ANDA, KARAKTER ANDA, MOTIF ANDA)

kebiasaan 1 > "jadilah proaktif" = KITA BERTANGGUNG JAWAB ATAS HIDUP KITA SENDIRI.
proaktif BERARTI TIDAK MENYALAHKAN KEADAAN, KONDISI, ATAU PENGKONDISIAN UNTUK SUATU PERILAKU.
rekatif >> DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN FISIK.
CUACA MEMPENGARUHI SIKAP DAN PRESTASI ORANG REAKTIF ; ORANG PROAKTIF DAPAT MENGATUR CUACA MEREKA SENDIRI.

kebiasaan 2 > mulai dari akhir dalam fikiran
MEMULAI DENGAN PENGERTIAN YANG JELAS MENGENAI TEMPAT TUJUAN ANDA.
SEGALANYA DICIPTAKAN DUA KALI :
CIPTAAN MENTAL
CIPTAAN FISIK.

kebiasaan 3 > dahulukan yang harus di dahulukan
MATRIKS MANAJEMEN WAKTU :
>> PENTING DAN URGEN, (KUADRAN I)
HASIL : STRES, LETIH, MANAJEMEN KRISIS.
>>TIDAK PENTING DAN URGEN (KUADRAN III)
HASIL : REPUTASI KARAKTER BUNGLON,TUJUAN DAN RENCANA TIDAK DIHARGAI, MERASA JADI KORBAN,HUBUNGAN DANGKAL.
>>TIDAK PENTING DAN TIDAK URGEN (KUADRAN IV)
HASIL : TIDAK BERTANGGUNG JAWAB,DIPECAT DARI PEKERJAAN, TERGANTUNG PADA ORANG LAIN.
>>PENTING DAN TIDAK URGEN (KUADRAN II).
HASIL : VISI, SEIMBANG, DISIPLIN, DALAM KENDALI, BEBERAPA KRISIS.

MANUSIA EFEKTIF BERADA DI KUADRAN II, MENGURANGI I

kebiasaan 4 >> berfikir menweng/menang
6 PARADIGMA INTERAKSI MANUSIA :
>>MENANG / MENANG :
MENCARI KEUNTUNGAN 2 PIHAK BUKAN JALAN SAYA, JALAN ANDA TETAPI JALAN YANG >>LEBIH BAIK, YANG LEBIH TINGGI.
>>MENANG / KALAH : OTORITER
>>KALAH / MENANG :
TIDAK MEMILIKI STANDAR, TIDAK MEMPUNYAI VISI, MENGAMBIL KEUNTUNGAN.
>>KALAH / KALAH :
SANGAT BERGANTUNG, MENDERITA, BERPIKIR SEMUA ORANG HARUS MENDERITA
>>MENANG:
MENGAMANKAN TUJUANNYA SENDIRI, MENYERAHKAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK MENGAMANKAN TUJUAN MEREKA
>>MENANG / MENANG ATAU TIDAK ADA TRANSAKSI :
JIKA TIDAK ADA SOLUSI, TIDAK ADA KONTRAK KERJA YANG DITETAPKAN.

kwebiasaan 5 > berusaha mengerti lebih dahulu baru di mengerti
syarat : MENDENGARKAN EMPATIK
KEBUTUHAN TERBESAR MANUSIA :
KELANGSUNGAN HIDUP PSIKOLOGIS
UNTUK DIMENGERTI
UNTUK DITEGUHKAN
UNTUK DIABSAHKAN
UNTUK DIHARGAI.

kwebiasaan 6 >> wujudkan sinergi = KESELURUHAN LEBIH BESAR DARI PADA JUMLAH BAGIAN – BAGIANNYA.
MEMBERI KEKUATAN
MENYATUKAN
MENYENANGKAN

SINERGI TERJADI JIKA :
KEPERCAYAAN TINGGI
KERJA SAMA TINGGI.

kebiasaan 7 > asahlah gergaji = MENGEKPRESIKAN 4 MOTIVASI SECARA TERATUR DAN KONSISTEN DENGAN CARA BIJAKSANA DAN SEIMBANG.
4 motivasi
EKONOMI (FISIK)
SOSIAL / EMOSIONAL (RASA AMAN, PELAYANAN)
MENTAL (MEMBACA, VISUALISASI, MENULIS, MERENCANAKAN)
SPIRITUAL (KOMITMEN, STUDI, NILAI).

melatih 7 kebiasaan efektif
“PENGALAMAN BURUK YANG PERNAH DIALAMI”
DEFINISIKAN SESUAI DENGAN :
SIKAP PROAKTIF
MULAI DENGAN AKHIR DI PIKIRAN
DAHULUKAN YANG HARUS DIDAHULUKAN
BERPIKIR MENANG / MENANG
BERUSAHA MENGERTI UNTUK DIMENGERTI
MEWUJUDKAN SINERGI
MENGASAH GERGAJI.

KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL QUOTIENT)




Tony Buzan
Pada abad 21, gerakan kerohanian akan menjadi salah satu dari 10 gerakan utama dunia.


John C. Friel dan Linda D. Friel
A. PENGERTIAN KECERDASAN SPRITUAL
SPIRITUALITAS adalah kapasitas inheren di dalam diri manusia. Kapasitas untuk apa?
B. TUJUAN KECERDASAN SPIRITUAL
Untuk:
Mempunyai hubungan dengan sesuatu di luar kita
(Tuhan, Allah, Hyang Widhi, Dewa)
2. Mempunyai perasaan mendalam dalam berhubungan dengan semua makluk
3. Mempunyai perasaan takjub serta kagum akan alam semesta yang sulit digambarkan, dimana kita merasa sangat kecil dan tak berarti.
SPIRITUALITAS erat kaitannya dengan seksualitas, kerendahan hati, rasa malu, syukur dan cinta.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL mempunyai KEARIFAN, tahu kapan berbicara kapan diam, kapan berusaha mengubah sesuatu kapan tidak, kapan harus menyerah kapan harus berjuang tanpa mengenal lelah.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL diperlengkapi dengan RASA MALU yang sehat.
Rasa malu yang sehat melahirkan TANGGUNG JAWAB.
C. BENTUK KECERDASAN SPIRITUAL
VERTIKAL
Berhubungan dengan YANG MAHA KUASA, melalui doa, dzikir, pujian dan melalui sikap tubuh tertentu
Semua yang terbentang di alam raya ini adalah
- bukti ke MAHA KUASAAN-NYA
- bentuk KEHADIRAN-NYA
- bukti KEMURAHAN-NYA
- bukti PEMELIHARAAN-NYA
ALBERT EINSTEIN:
Terhadap ke-MAHA-an itu kita hanya bisa menundukkan kepala dan berjalan dengan diam

2. HORISONTAL
Dalam menemukan NILAI (value) dalam praktik kehidupan sehari-hari. Dalam berhubungan dengan orang lain, dalam belajar, dalam bekerja, dalam segala hal yang kita lakukan sehari-hari.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL mampu memberi makna pada apa yang dilakukannya.
Memang sulit mempertahankan KECERDASAN SPIRITUAL saat ujian jeblok, diputus pacar, kehilangan orang yang kita cintai, sakit gigi atau ngantuk sementara masih ada tugas yang harus diselesaikan.
BUAH dari aspek horisontal ini adalah HATI NURANI. Hidup kita dituntun oleh hati nurani.
D. SUMBER KECERDASAN SPIRITUAL
Manusia mempunyai 3 (tiga) dimensi:
TUBUH : Dimensi fisik
JIWA : Dimensi kognitif
ROH : Dimensi batin
Karena manusia mempunyai ROH maka kita disebut MANUSIA SPIRITUAL (HOMO RELIGIOSUS).
ROH itu pulalah yang membuat hati kita dapat digetarkan oleh kekuatan Yang Maha Tinggi dan kekuatan cinta. Dengan demikian kita bisa berhubungan dengan Yang Maha Tinggi tersebut.
E. HAMBATAN-HAMBATAN MENUJU KECERDASAN SPIRITUAL
1. AROGANSI (Kesombongan)
Mengandalkan kekuatan pikiran sendiri. Tidak mau mengakui adanya suatu kekuatan di luar dirinya. Tidak memerlukan Tuhan.
 Kenyataan: KITA TIDAK BISA HIDUP TANPA TUHAN
2. SIKAP SINIS (Tidak Mempercayai Siapa pun)
Dunia makin kompleks sekaligus makin mencemaskan. Kita terjebak mencurigai setiap orang. Jangan-jangan ia akan mencopet, akan menjahili saya, akan menodong, akan merampok, akan mencederai atau akan merugikan saya.
 Kenyataan: MASIH BANYAK ORANG BAIK.
3. KETAKUTAN dan KESERAKAHAN (Tidak Ada Waktu)
Dewasa ini kita hidup seperti dikejar setan. Semua harus serba cepat dan terburu-buru. Semua serba sibuk dari pagi hingga malam, takut kalau ketinggalan, takut kalau tidak ‘kebagian’. Kita menjadi stress, depresi
Tidak ada waktu untuk sejenak berhenti dan merenung.
 Kenyataan: MERENUNG ADALAH MENIMBA SUMBER
KEKUATAN ROHANI
KETIDAKSABARAN (Ingin jalan pintas)
Keinginan mendapatkan kebahagiaan secara cepat mendorong orang untuk menggunakan jalan pintas dan tidak menghargai perjuangan.
 Kenyataan: PERJUANGAN MEMBERIKAN MAKNA DAN NILAI KEHIDUPAN
5. EGOISME (Tidak peduli)
Orang makin sibuk dengan diri sendiri dan urusan diri sendiri, tidak peduli dengan permasalahan orang lain, meski secara fisik mengadakan kontak sosial dengan orang lain.
 Kenyataan: PENUH PERHATIAN TERHADAP ORANG LAIN MENUMBUHKAN KEPEKAAN KITA
6. SKEPTISISME (Tidak mempercayai yang tidak rasional)
Skeptisisme dapat mengikis kecerdasan spiritual. Orang-orang skeptis hanya percaya pada hal-hal yang dapat dibuktikan secara nalar.
 Kenyataan: ADA KENYATAAN ATAU HAL-HAL DI ALAM YANG TIDAK SEMUANYA BISA DIBUKTIKAN DENGAN NALAR.
7. KETERTUTUPAN (Takut)
Seorang yang tertutup, tidak ingin orang lain mengetahui dirinya dan menjalin hubungan sosial dengannya. Diketahui oleh orang lain merupakan kenyataan yang harus dihindari.
 Kenyataan: KETERBUKAAN MERUPAKAN JALAN BAGI KEMERDEKAAN JIWA DAN BERBAGI DENGAN SESAMA

F. JALAN UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN SIPRITUAL
1.Luangkan waktu untuk refleksi, meditasi, atau berdoa
Refleksi dan meditasi merupakan cara jitu untuk masuk ke dalam jati diri kita.
2. Luangkan waktu bersama alam
Memandang laut, bintang di langit, pelangi, matahari terbit dan terbenam, menikmati susana pegunungan, dsb.
3. Kembangkan rasa humor
Rasa humor lahir dari wajah dan hati yang ceria, riang dan meluap-luap, bukan wajah dan hati yang murung.
4. Berjiwalah seperti anak-anak
Bukan kekanak-kanakan
Ciri jiwa anak: alami, spontan, riang, penuh tawa, antusias, jujur, tulus, cepat memaafkan.
5. Membaca
Seperti tubuh kita, pikiran dan hati kita memerlukan makanan. Bacaan yang bermutu merupakan makanan bergizi bagi pikiran dan hati kita.
6. Beramal
Kemurahan hati harus ditujukkan dalam bentuk nyata  BERAMAL. Beramal bukan hanya materi tetapi juga pikiran dan tenaga.

 
Design by yusup doank | Bloggerized by yusup doank juga | coupon codes