Ada pandangan dalam masyarakat bahwa kemampuan seseorang berbicara di depan umum adalah bakat bawaan dari lahir dan hanya dimiliki oleh orang - orang tertentu saja. Berbicara di depan umum/ public speaking, baik itu dalam acara pernikahan, ulang tahun, peresmian kantor, acara penghargaan, pidato sambutan, kesaksian produk/ kesuksesan dan lainnya menjadi momok yang begitu menakutkan bagi sebagian besar orang, bukan hanya di Indonesia bahkan di dunia.
Beberapa manajer / eksekutif / owner perusahaan, leader Network marketing, pimpinan organisasi yang sempat saya temui, mengatakan mereka tidak berbakat / tidak bisa berbicara di depan umum dan cenderung kalau bisa menghindari berbicara di depan umum. Yang lebih parah lagi adalah para pelajar / mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa ini, hampir sebagian besar yang saya jumpai tidak tertarik dengan yang namanya Seminar / Pelatihan. Alasan mereka sederhana saja, karena dalam bayangan mereka acara seperti itu membosankan.
Dalam dunia pendidikan, mereka menerima pelajaran dari sekolah dengan pengajar yang pintar tapi kurang bisa menjabarkan materi (membawakan materi secara konservatif) hingga membuat mereka begitu bosan bahka latih, mereka tidak pernah membayangkan bahwa ternyata pelatihan / seminar yang disampaikan oleh tim MPI begitu menyenangkan dan penuh arti.
Benarkah keahlian berbicara di depan umum/public speaking adalah bakat ?
Ada ungkapan bijak mengatakan bahwa Bakat itu 1 %, 99 % lainnya adalah Ketekunan dan Cara / metode.
Kita semua dilahirkan ke dunia ini untuk pertama kalinya adalah Menangis, tidak ada satu bayi pun secara normal lahir sudah bisa berbicara. Baru pada bulan-bulan selanjutnya bayi mulai belajar mengeluarkan bunyi-bunyi yang membentuk penggalan kata. Setiap hari bayi mendengar kata demi kata dari lingkungan sekitar bayi. Saat itulah bayi tersebut sebenarnya sedang belajar untuk berbicara. Kalau kitan frustasi. Tetapi kesan yang selalu saya dapat di puluhan sekolah / organisasi yang pernah saya perhatikan bayi / anak kecil yang lingkungannya kurang mengajaknya untuk berbicara, cenderung akan lebih lambat untuk benar-benar bisa berbicara, begitu pula sebaliknya.Dan untuk anak-anak yang normal, saat usia di atas 2 tahun kemampuan berbicaranya akan semakin baik. Ini semua menggambarkan bahwa metode belajar diikuti ketekunan akan membuat setiap orang bisa berbicara. Begitu pula dengan berbicara di depan umum bila anda tahu caranya, mau mempraktekkan caranya secara tekun, pasti ANDA AKAN BISA. TERAMPILKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANDA, PERCAYALAH KEHIDUPAN PRIBADI & KARIR ANDA AKAN SEMAKIN BERKEMBANG
Kita semua dilahirkan ke dunia ini untuk pertama kalinya adalah Menangis, tidak ada satu bayi pun secara normal lahir sudah bisa berbicara. Baru pada bulan-bulan selanjutnya bayi mulai belajar mengeluarkan bunyi-bunyi yang membentuk penggalan kata. Setiap hari bayi mendengar kata demi kata dari lingkungan sekitar bayi. Saat itulah bayi tersebut sebenarnya sedang belajar untuk berbicara. Kalau kitan frustasi. Tetapi kesan yang selalu saya dapat di puluhan sekolah / organisasi yang pernah saya perhatikan bayi / anak kecil yang lingkungannya kurang mengajaknya untuk berbicara, cenderung akan lebih lambat untuk benar-benar bisa berbicara, begitu pula sebaliknya.Dan untuk anak-anak yang normal, saat usia di atas 2 tahun kemampuan berbicaranya akan semakin baik. Ini semua menggambarkan bahwa metode belajar diikuti ketekunan akan membuat setiap orang bisa berbicara. Begitu pula dengan berbicara di depan umum bila anda tahu caranya, mau mempraktekkan caranya secara tekun, pasti ANDA AKAN BISA. TERAMPILKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANDA, PERCAYALAH KEHIDUPAN PRIBADI & KARIR ANDA AKAN SEMAKIN BERKEMBANG
I. NILAI DASAR TERAMPIL BERBICARA DI DEPAN UMUM
Apakah belajar Public Speaking begitu sulit ? Kalau jawaban anda bahwa belajar Public Speaking itu sulit, tentu akan jauh lebih sulit lagi untuk melakukan Public Speaking ( Berbicara di depan umum ). Sebagian besar orang yang kesulitan berbicara di depan umum ( Public Speaking ) berasal dari cara berpikir yang kurang benar. Cara berpikir yang cepat sekali menvonis, menilai segala sesuatu itu benar atau salah, 0 atau 100. Cara berpikir konservatif seperti itu seharusnya ditinggalkan Peningkatan kecerdasan manusia yang terus menerus terjadi menyadarkan kita bahwa segala sesuatu itu relatif adanya. Di pandang dari sudut manusia, tidak ada nilai mutlak, tidak ada benar semua atau salah semua. Segala sesuatu yang akan anda lakukan bermula dari apa yang anda pikirkan. Demikian pula dalam hal Public Speaking. Ketakutan untuk Public Speaking bisa melanda siapa saja;muda tua dan apapun profesinya;pelajar, mahasiswa, sekretaris, guru, dosen, networker, agen asuransi, manager, direktur, pemilik usaha dan lainnya.
Adapun Nilai dasar sukses yaitu :
- Mengerti tujuan
Public Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi. Anda harus memahami bahwa tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda sampaikan, melaksanakan apa yang anda mau, mengikuti apa yang anda katakan. Setiap profesi punya tujuan yang berbeda dalam Public Speaking. Tentu seorang MC punya tujuan yang berbeda dengan seorang Sekretaris, seorang Motivator dalam berbicara di depan umum. Begitu juga dengan seorang pelawak, guru, pemilik usaha, manager atau dosen. Jadi tanyakan pada diri anda, apa profesi anda dan apa tujuan anda berbicara di depan umum ? ( Public Speaking )
- Keyakinan
Tidak ada sesuatu apapun yang bisa berhasil dengan baik, jika tak ada keyakinan yang ada pada diri anda. Keyakinan bahwa anda bisa berbicara di depan umum sebenarnya anda sudah 50 % bisa berbicara di depan umum. Bagaimana cara anda meyakinkan bahwa anda bisa berbicara di depan umum ? Belajar melihat dari pengalaman orang lain, seperti saya misalnya.Lalu belajar dari pengalaman sendiri. Apakah anda pernah tahu bahwa saat anda lahir pertama kali di dunia, sesungguhnya anda hanya bisa menangis;sakit menangis, lapar menangis, kepanasan menangis, kedinginan menangis, ditinggal menangis. Saat itu yang bisa anda lakukan hanya itu saja bukan?. Tetapi waktu berjalan dan anda mulai meniru orang-orang sekitar anda berbicara, lalu perlahan tapi pasti, akhirnya anda bisa berbicara begitu lancar seperti hari ini. Public Speaking juga demikian, anda bertemu dengan mentor/guru yang tepat, lalu anda mulai belajar, tanamkan keyakinan dan saya pastikan anda pun akan bisa.
- Semangat
Tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang bisa berhasil tanpa adanya semangat. Bahkan anda lahir di dunia ini bukankah karena ada semangat?. Ketika semangat muncul di dalam diri anda, maka energi akan mengalir ke seluruh tubuh anda, dan sesaat kemudian tubuh anda mulai terasa hangat. Rasa hangat ini menandakan kehidupan terus berlangsung. Bandingkan sebaliknya saat anda bangun tidur, anda loyo, maka seharian juga akan loyo. Semangat dalam Public Speaking pun sedikit demi sedikit akan mengurangi rasa grogi, rasa gugup kita.
- Rasa gembira / bahagia
Bagaimana saatnya saat pertama kali anda jatuh cinta? Saat pertama kali anak anda lahir ?,
saat pertama kali anda diterima bekerja dan sebagainya ? Jawaban sederhananya pasti muncul rasa senang/bahagia?. Belajar Public Speaking juga begitu. Anda tidak akan pernah bisa mencapai hasil yang menggembirakan selama anda tidak gembira. Selama beban ketakutan, kecemasan, bayang bayang ditertawakan, dikritik, dicaci muncul dalam pikiran anda, selama itu pula sebenarnya anda akan kehilangan bahan-bahan yang anda pikir sudah anda kuasai. Anda harus pahami bahwa pikiran anda hanya memunculkan 1 hal dalam 1 waktu saat anda berpikir. Artinya anda punya pilihan ketika sedang berbicara di depan umum, takut atau bahagia ?. Saya sering katakan kepada murid-murid saya bahwa ketika mereka maju ke depan, lalu orang-orang menertawakan mereka, sebenarnya saat itu mereka sedang berbuat kebajikan. Ya karena bisa menyenangkan orang lain itu pun kebajikan. Bayangkan mungkin saja orang-orang tersebut sudah seminggu tidak tertawa karena bertengkar dengan pasangannya, stress karena putus cinta, baru dimarahin bos dan sebagainya. Kalau anda bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, maka tentu kemajuan anda dalam segala bidang akan tumbuh begitu pesat. Jadi tumbuhkan rasa gembira/bahagia saat anda melakukan apapun juga.
5. Jangan Takut Menjadi Orang Takut !
Siapakah yang tidak pernah melakukan keburukan/kesalahan sedikitpun? Semua orang pernah merasakan kesalahan dan berakibat ketakutan pada diri kita, meskipun dia yang kita kenal sekarang adalah orator ulung. Kita semua mungkin, pernah gemetar dan berkeringat dingin serta jantung berdegup kencang ketika di suatu ruangan kuliah,rapat atau seminar kita diminta untuk berpidato. Atau agar tidak ditunjuk kita sengaja menundukkan kepala dan tidak menatap si pembicara. Tahukah kita yang menyebabkan demikian? Ada tiga hal yang membuat kita takut dalam berpidato di depan orang banyak (publik) : ketakutan, sempitnya wawasan dan sedikit pengalaman. Tiga hal tersebut bukanlah masalah hanya kendala yang dapat di antisipasi oleh diri kita sendiri.
Tips ‘PeDe’ (Percaya Diri)
1. Cari penyebab kenapa (kita) rendah diri (Intelegence Analysis)
2. Atasi kelemahan (Weakness)
3. Kembangkan bakat kita (Strong)
4. Nikmati setiap keberhasilan (Syukur Nikmat)
5. Bebas diri kita dari opini orang lain (Impression)
6. Kembangkan bakat melalui hobby
7. Cita-cita yang tinggi
8. Jangan terlalu membandingkan dengan orang lain
9. Membuat motto hidup
10. Mulai dari yang terkecil
11. Mulai dari diri kita
12. Mulai saat ini juga
II. RETORIKA MODERN
(Disarikan dari buku Retorika Modern karya Jalaluddin Rakhmat, Rosdakarya Bandung, 1999)
ENAM LANGKAH PERSIAPAN BERPIDATO
1. menentukan maksud atau tujuan berpidato
2. menjajaki situasi dan latar belakang pendengar/audiens
3. memilih topik
4. mengumpulkan bahan/materi pidato
5. menyusun dan mengembangkan kerangka pidato
6. melatih diri
TUJUAN BERPIDATO
1. menyampaikan informasi (informatif)
2. mempengaruhi (persuasif)
3. menghibur (rekreatif)
JENIS-JENIS PIDATO (menurut persiapannya):
1. Impromptu (spontan). Keuntungan:· dapat mengungkapkan perasaan yang sebenarnya,· dapat membuat si pembicara terus berpikir,· dapat membuat suasana menjadi segar dan hidup karena apa yang diungkapkan bersifat spontan. Kerugian:· dapat menimbulkan kesimpulan mentah karena pengetahuan tidak memadai,· dapat mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar,· dapat menyebabkan demam panggung sehingga gagasan yang disampaikan “acak-acakan” dan ngawur
2. Naskah/Manuskrip. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan menyimpang dari isi pidato,· dapat diperbanyak/diterbitkan. Kerugian:· dapat mengurangi komunikasi dengan pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku. Hal-hal yang dapat dilakukan:· gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan langsung,· baca naskah berkali-kali sambil membayangkan pendengar,·hafalkan sekadarnya sehingga Anda dapat lebih sering melihat pendengar, ketik dengan jenis huruf yang mudah dibaca.
3. Memoriter/Menghafal. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,· dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan menyimpang dari isi pidato. Kerugian:· dapat mengurangi komunikasi dengan pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku.· BAHAYA: lupa terhadap apa yang telah dihafalkan!
4. Ekstemporan. Pidato disiapkan dalam bentuk garis besar (outline) sebagai pedoman untuk mengatur gagasan. Keuntungan:· dapat berkomunikasi langsung dengan pendengar,· dapat menyampaikan pesan lebih fleksibel. Kerugian (bagi pemula):· dapat mengurangi kefasihan,· dapat mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar
SUMBER-SUMBER TOPIK
1. Pengalaman pribadi
a. perjalanan
b. tempat yang pernah dijunjungi
c. wawancara dengan tokoh
d. peristiwa luar biasa, lucu, dll.
2. Hobi dan keterampilan
a. cara melakukan sesuatu
b. peraturan dan tata cara tentang hobi dan keterampilan
3. Pengalaman pekerjaan atau profesi
a. pekerjaan tambahan
b. profesi keluarga
4. Pelajaran sekolah atau kuliah
a. hasil penelitian
b. hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. kritik terhadap buku, pendapat orang, dll.
b. hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa hangat dan pembicaraan publik
a. berita media massa
b. peristiwa di sekeliling kita
7. Masalah abadi
a. agama
b. pendidikan
c. persoalan masyarakat yang belum selesai
8. Kilasan biografi
a. biografi orang-orang terkenal
9. Kejadian khusus
a. perayaan/peringatan agama, nasional, dll.
10. Minat Khalayak
a. pekerjaan
b. hobi
c. rumah tangga
d. pengembangan diri
e. kesehatan dan penampilan
f. dll.
KRITERIA TOPIK YANG BAIK
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda.
2. Topik harus menarik minat Anda.
3. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
4. Topik harus menarik minat pendengar.
5. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.
6. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
7. Topik harus ditunjang dengan bahan/referensi yang memadai.
PENGEMBANGAN GAGASAN
1. penjelasan (definisi)
2. contoh
3. analogi
4. testimoni (pernyataan ahli)
5. statistik
6. perulangan
KOMPOSISI PIDATO
1. kesatuan: isi, tujuan, sifat pembicaraan
2. pertautan (koherensi)
a. ungkapan penghubung
b. paralelisme
c. sinonim
MEMILIH KATA
1. Kata-kata harus jelas
a. Gunakan kata-kata yang sederhana, lazim digunakan, dan tidak berbunga-bunga.
b. Gunakan perulangan gagasan dengan kata yang berbeda.
c. Hindari istilah teknis.
2. Kata-kata harus tepat
3. Kata-kata harus layak
MENGURANGI RASA CEMAS
· Siapkan bahan pidato
· Datanglah lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan.
· Kenalilah lingkungan tempat berpidato dan audiens terlebih dahulu.
· Lakukan pemanasan dan pelatihan yang cukup (secara tidak mencolok).
· Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
HAL-HAL YANG DILAKUKAN KETIKA AKAN MEMULAI BERPIDATO
· Rapikan pakaian dan penampilan sebelum maju berpidato.
· Ambil napas perlahan-lahan.
· Pegang dan ketuk secara perlahan mikrofon untuk memastikan bahwa mikrofon/pengeras suara sudah “on”.
· Tataplah secara sekilas audiens.
· Baca bismillah perlahan dan mulailah menyapa audiens dengan salam.
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI KETIKA BERPIDATO
· Jangan bersin atau batuk di depan mikrofon. Setelah itu, ucapkanlah “maaf”.
· Jangan hanya memandang satu arah.
· Jangan pula memandang ke atas atau ke bawah.
· Jangan terlalu keras atau terlalu lemah berbicara.
· Jangan berlebihan dalam menggerakkan tangan.
· Jangan sering menggerakkan badan ke kiri/kanan atau ke depan/belakang.
· Jangan menunjukkan wajah bersedih ketika berpidato dalam suasana bergembira, dan sebaliknya.
· Jangan tergesa-gesa berbicara sehingga banyak ucapan yang “terpeleset”.
· Jangan menggunakan suara leher.
· Jangan menggaruk-garuk kepala/badan dan mempermainkan kancing baju.
· Jangan mengucapkan kata-kata asing yang tidak tepat cara pengucapannya.
· Jangan salah memenggal kata atau kalimat jika membaca naskah.
· Jangan menggunakan waktu lebih dari yang ditentukan.
· Jangan menggunakan lelucon yang berbau SARA dan saru (porno).
0 komentar:
Catat Ulasan