Selasa, November 29, 2011

Kopi Pahit

"Seindah apapun masa lalu, hal tersebut cukup menjadi pelajaran, tapi tidak pernah memiliki kepantasan untuk menjadi halangan bagi masa depan kita semua."



Saya yakin hampir semua di antara kita pernah, bahkan sering, membeli kopi di toko kopi yang hampir dapat kita jumpai di setiap mal/pusat perbelanjaan. Baik itu kita memang sukamengonsumsi kopi, sekedar bersantai di gerai kopi, ataupun hanya mencoba.

Bagi penggemar kopi pahit, rasa pahit dan aroma dari kopi tersebut tentu akan memberikan suatu kenikmatan yang khas. Namun bagi yang bukan penggemar kopi pahit, tentu hal ini menjadi hal yang sangat-sangat tidak menyenangkan bagi lidah mereka. Kebanyakan di antara orang-orang yang tidak menyukai kopi pahit dan pertama kali mencoba membeli kopi pahit, mereka akan kaget dengan pahitnya kopi tersebut, dan hampir semua dari orang tersebut, hampir dipastikan akan melakukan reaksi berupa menambahkan gula pada kopinya, dengan harapan kopi tersebut akan menjadi manis dan sesuai dengan selera lidah mereka.

Namun apakah yang terjadi demikian? Tidak. Kopi pahit yang mereka coba tidak berubah menjadi pahit. Tapi menjadi kopi pahit, yang juga manis. Rasanya akan menjadi semakin aneh dan semakin tidak menyenangkan di lidah. Bahkan cenderung mengundang lambung untuk memuntahkan isi perut.

Namun yang ingin disampaikan dari artikel ini adalah pembelajaran dari fenomena tersebut, di mana menambahkan gula pada kopi yang pahit, bukanlah tindakan yang tepat untuk membuat kopi menjadi manis. Menambahkan gula ke dalam kopi yang pahit hanya akan menjadikan rasa dari kopi tersebut semakin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Jadi, ketika kita mendapat rasa kopi yang tidak sesuai dengan keinginan kita, menambahkan unsur lain (seperti gula, susu, ataupun hal lainya) dengan harapan rasa pahitnya akan hilang, hal itu jelas bukanlah tindakan yang tepat. Ada 2 hal yang dapat Anda lakukan untuk mendapat rasa kopi lain sesuai apa yang Anda inginkan:

1. Meminum habis kopi tersebut, kemudian menuangkan atau memasukkan kopi/minuman lain yang rasanya sesuai selera.

2. Membuang kopi pahit tersebut, kemudian menuangkan kopi/minuman lain yang sesuai dengan selera.

Telepas dari perbedaan prinsip dari kedua tindakan tersebut, yang pasti kedua tindakan ini pada prinsipnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu mengosongkan wadah, dan mengisinya dengan yang baru. Tidak ada yang salah dari kedua tindakan tersebut, yang penting adalah jangan menyayangkan/menyesali materi/pengorbanan yang dikorbankan untuk membeli kepahitan tersebut. Lepaskan saja tanpa ada keterikatan. Syukurilah kepahitan tersebut, karena dari kepahitan tersebut setidaknya Anda tahu rasa rasa pahit itu sendiri.

Selayaknya seseorang yang kecewa dengan kopi yang dia beli karena ternyata pahit, tidak enak di lidah,tidak sesuai dengan harapanya, bahkan malah membuat ingin muntah, begitupun dalam hidup kita, terkadang kita dihadapkan pada kenyataan/kejadian/keputusanyang tidak kita sukai, tidak kita harapkan, bahkan sangat menyakitkan buat kita.

Ketika kita masih belum bisa menerimanya, masih menyimpan kebencian, kesakitan, dan kedengkian di hati kita, kita terkadang malah berusaha memasukkan hal-hal lain ke hati kita dengan cara melakukan hal-hal gegabah sebagai pelampiasan. Bukan kebahagiaan yang didapat, malah penyesalan yang kita dapatkan.

Ketika kita belum bisa menerima semuanya, masih akan terdapat kebencian, kedengkian, dan kesakitan dalam hati. Apapun yang Anda lakukan untuk menghilangkanya tidak berbeda seperti memasukan gula ke kopi pahit tadi. Untuk itu, kita harus menerima dan mengampuni segala sesuatunya terlebih dahulu, tidak berbeda seperti mengosongkan gelas untuk diisi kembali. Ketika Anda menerima, melepaskan, dan mengampuni semuanya, Anda sudah mengosongkan hati Anda, dan siap untuk menampung kebaikan yang sudah menanti.

SUMBER



tinggalkan komentar

0 komentar:

Catat Ulasan

 
Design by yusup doank | Bloggerized by yusup doank juga | coupon codes