5 Why, suatu metode sederhana (simple) namun cukup efektif dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan. Menanyakan 5 (lima) kali Why memungkinkan kita dapat melihat persoalan tidak hanya sebatas gejala (sympthon) yang muncul ke permukaan, namun sampai ke akar permasalahan sesungguhnya.
Solusi yang hanya melihat akibat tanpa menggali lebih dalam sampai pada Why terakhir, dapat berakibat solusi perbaikan yang dilakukan terlampau dangkal dan dapat dipastikan sesungguhnaya masalah tersebut belumlah tuntas. Ini yang perlu dihindari.
Penyelesaian masalah yang hanya seolah-olah kelihatan tuntas, dapat berakibat fatal dengan munculnya masalah yang lebih rumit dan kompleks. Terkadang kita perlu mengeluarkan biaya besar hanya karena kita lalai dan mengabaikan hal kecil. Standar pengisian air radiator, jadwal mengganti oli mesin pada kendaraan atau waktu penggantian tali kipas (van belt) yang umumnya mudah dilakukan dan biayanya relatif murah.
Namun jangan salah, kelalaian pada kasus seperti disebutkan di atas bisa berakibat fatal dan merusak komponen lain dalam suatu peralatan. Biaya nya juga umumnya akan mahal. Pada industri manufaktur misalnya, perlakuan (treatment) yang kurang tuntas dalam penangangan suatu masalah, umumnya membutuhkan upaya yang lebih rumit di masa yang akan datang, cepat atau lambat. Oleh karena ini perlu selalu diupayakan penyelesaian masalah sampai tuntas ke akarnya.
Metode 5 Why sering dipergunakan. Konkritnya, tanyakanlah 5 (lima) kali Kenapa? pada suatu masalah yang membutuhkan penanggulangan. Baik permasalahan besar yang rumit maupun persoalan kecil yang sederhana
Apakah menayakan Kenapa? harus lima kali?. Mengapa bukan enam kali saja atau bahkan sepuluh kali?. Ya, sesungguhnya tidaklah harus lima kali kita menanyakan Kenapa?. Lima kali di sini hanyalah mau menekankan agar jangan cepat puas atas solusi yang semu. Melupakannya dan menganggapnya sudah selesai. Ini bisa berbahaya karena akan sangat mungkin masalah ini akan muncul kembali bahkan dengan intensitas yang lebih besar.
Menayakan Kenapa harus kita lakukan sebanyak-banyaknya terhadap suatu masalah sampai berhenti dan menemukan penyebab sesungguhnya dari permasalahan tersebut. Ketika penyebab utama sudah ditemukan maka fokus berikutnya adalah mengatasi persoalan berdasarkan pada penyebab utamanya. Berikut contoh penerapannya:
Masalahnya, kendaraan mati dan tidak bisa di-start.
5 Why dapat diterapkan dalam kasus ini.
1. Kenapa kendaraan mati? (Batere mati sehingga tidak bisa ngisi)
2. Kenapa batere mati dan tidak bisa ngisi? (Alternator tidak berfungsi)
3. Kenapa tali kipas (belt) alternator tidak berfungsi?. (tali kipas rusak)
4. Kenapa tali kipas (belt) alternator rusak? (Sudah lama tidak pernah diganti
dan jadwal seharusnya penggantian tali kipas sudah lewat).
5. Kenapa tidak diganti sesuai waktu penggantian?. (lalai)
Dalam kasus ini, sepertinya dengan hanya lima kali Kenapa (tidak perlu delapan atau duabelas kali), penyebab utamanya sudah bisa ditemukan. Dan ternyata main faktor nya sederhana saja. Lalai. Solusi permanent nya?,..ya jangan lalai memeriksa waktu penggantian belt alternator dan komponen lainnya sesuai schedule yang ditetapkan.
Seandainya kita berhenti pada Why-kedua, maka kita akan mengisi atau mengganti batere sebagai solusinya. Untuk sementara waktu mungkin kendaraan bisa digunakan. Setelah itu masalah yang sama akan muncul. Kendaraan akan mati dan tidak bisa hidup. Begitu seterusnya. Masalah yang sama akan terus berulang dan bahkan bisa lebih rumit kalau kita tidak mampu menemukan penyebab utama suatu masalah.
Jangan tertipu oleh gejala, pahamilah penyebabnya. Tanyakan 5 (lima) kali Kenapa?.
0 komentar:
Catat Ulasan